"Kau..." Lolita cepat-cepat menyilangkan tangan di dada. "Kau seharusnya mengetuk duluan!" teriak Lolita pelan. Diego berdeham, wajahnya pucat.
"Hei, maaf. Aku memanggilmu, tapi kau tidak mendengarku. Aku takut terjadi sesuatu padamu." Diego segera berbalik.
"Aku tahu itu cuma alasan, kan?" Saat Lolita mengatakan itu, pintu sudah tertutup. Lolita bergegas mandi dan keluar dengan handuk kimono dan rambut basah.
Diego, yang sedang duduk di sofa tunggal, menatap Lolita dengan tatapan nakal. "Sudah selesai? Aku cuma mau ikut."
Lolita berbalik cepat. "Apa katamu?"
"Eh, bukan apa-apa." Lalu pria itu berdiri dari sofa dengan tas yang tertinggal di meja. Rambutnya yang basah menggoda, dan aroma vanila menyerbu indra penciumannya.
"Kamu sengaja mandi waktu aku pulang," kata pria itu sambil memeluk Lolita dari belakang. Ia menyandarkan dagunya di bahu Lolita. "Rambutmu basah."
Lolita tetap diam. Tubuhnya menegang, antara gugup dan takut. Ia tahu bahwa di balik kimono itu hanya ada tubuh telanja