Bab 157. Aku Usahakan
”Mama!” Amelia menyambut kedatanganku. Dia langsung menghambur memelukku. Dengan semangat, tubuhnya yang sudah besar membuatku terhuyun. Untung saja, Papinya dengan sigap memegang tubuh ini.
“Amelia! Jangan asal nubruk. Mama masih sakit!” teriak Mas Suma dengan kesal. Amelia yang merasa bersalah langsung beringsut dan menggandeng lenganku di sisi lainnya. Bersama mereka berdua, aku dipapah masuk ke kamar.
“Amelia! Biarkan Mama istirahat. Jangan ganggu Mama! Kamu ini nempel aja. Sudah besar, adiknya saja sudah dua!” Mas Suma memberi kode ke anak gadisnya untuk pergi meninggalkan kamar. Wajah Amelia menunjukkan keengganan, bibirnya mengerucut sambil berguman.
“Mas Suma. Biarkan Amel di sini sebentar. Mama juga kangen dengan Amel, kok,” ucapku sembari menariknya untuk berbaring di sebelahku.
“Boleh. Tapi sebentar, ya!”
Sambil menunjukkan senyum kemenangan kepada Papinya, dia memeluk pinggang ini. Kepalanya diselusupkan di ketiak ini, kebiasannya saat merasa kangen kepadaku. Kemanjaa